GAYA RAMBUT UNDERCUT 2017, BARBERSHOP ACADEMY INDONESIA YOGYAKARTA SMS/WA.0877.3906.1766

Sabtu, 05 Desember 2015

Setahun Dirikan 5 Cabang usaha barbershop, memotong 5.000 Kepala per Bulan


Setahun Dirikan 5 Cabang, 5.000 Kepala per Bulan



KETIKA ANAK MUDA BALI TEKUNI USAHA POTONG RAMBUT


Potong rambut adalah kebutuhan setiap orang, terlebih para lelaki akan lebih sering memotong rambutnya. Di Bali, usaha potong rambut identik dengan ‘kerjaan kasar’ sehingga di Bali begitu mudah dijumpai kedai cukur yang dijalankan oleh pendatang terutama asal Jawa dan Madura. Lalu orang Bali, terutama anak mudanya, pada ke mana? Tidakkah tertarik dengan usaha yang satu ini?

Peluang itulah yang jeli dilihat oleh seorang pemuda asal Padangsambian, Denpasar, Agus Gede Santika Subawa. Melihat peluang yang sangat menjanjikan pada usaha potong rambut, setahun lalu ia dengan penuh keyakinan terjun ke usaha ini. Tepat 8 April 2015, Gusde, panggilan akrabnya, membuka barbershop yang ia namakan Mr. Pangkas Barbershop & Pomade. Selain potong rambut sekaligus pihaknya memproduksi pomade (minyak rambut).

“Alasan saya simpel aja karena rambut itu pasti akan panjang dan semua orang butuh tempat potong rambut. Bisnis barbershop bukan bisnis yang musiman karena sudah merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Belum lagi anak SD, SMP, SMA, rambutnya panjang sedikit saja udah disuruh potong sama gurunya,” tuturnya mengawali perbincangan belum lama ini.

Gusde menuturkan, memilih membuka tempat potong rambut khusus pria karena pria frekuensi potong rambutnya lebih sering dibandingkan wanita. Seorang pria bisa potong rambut dua kali dalam sebulan. Saat itu, awalnya di Bali khususnya di Denpasar, tempat potong rambut hanya ada dua pilihan, dan kedua pilihan tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Pilihan pertama, potong rambut ke kedai-kedai cukur pinggir jalan biasanya dipegang orang Madura, di sini tempatnya murah namun seringkali kurang nyaman, kotor, dan tukang cukurnya pun kurang update masalah rambut modern. Pilihan kedua, potong rambut ke barbershop premium, di sini tempatnya nyaman, bersih, dan memperkerjakan tenaga kapster (pemangkas dan penata rambut) yang profesional namun harganya cukup mahal.

“Nah di sinilah saya melihat ada peluang, kenapa tidak membuka tempat potong rambut modern yang bisa merangkul semua kalangan? Jadi di saat orang malas ke kedai cukur yang tempatnya kurang nyaman juga ke barbershop premium yang harganya mahal, masyarakat bisa ke barbershop saya. Jadi, target pasar saya bisa semua kalangan,” cerita mahasiswa FH Unud ini lebih lanjut.

Dengan suasana barbershop yang bersih dan nyaman serta kapster profesional, ia menawarkan harga Rp20.000 per kepala (dewasa) sudah termasuk potong rambut, massage, hairstyling, dan pomade. Setelah membuka dua cabang di Denpasar, tepatnya di Jl. Sidakarya No. 55 dan di Jl. Gunung Tangkuban Perahu No.10X, ternyata respon masyarakat cukup besar. Berbekal hal itu, ia pun berani melebarkan usahanya ke wilayah Badung, di Jl. Ciung Wanara No.10X Blahkiuh, Jl. Raya Canggu No.1, dan terakhir di Jl. Raya Uluwatu No.9 Ungasan.

Kelima barbershopnya itu berdiri hanya dalam setahun saja. Masing-masing buka 11 jam, pukul 10.00-21.00 Wita. Dalam sehari, pihaknya menargetkan minimal satu barbershop 30 kepala dan hari Minggu atau libur biasa 50 kepala. Sehingga total dalam sebulan Mr. Pangkas Barbershop & Pomade minimal mencukur 5.000 kepala bahkan bisa sampai 6.000 kepala. “Pas hari libur panjang jelang sekolah pasti dapat paling sedikit 80 kepala sehari dan pernah mencapai 116 kepala sehari,” ujar pemuda kelahiran 30 April 1993 itu.

Saat ini ia mempekerjakan 14 orang kapster, 4 orang barber keeper, 3 orang marketing, dan 2 orang helper. Sistem kerja Mr. Pangkas Barbershop, barber keeper bertugas mengontrol barbershop setiap hari dengan gaji bulanan. Kapster, tukang cukur profesional yang bertugas melayani tamu setiap hari dengan sistem kerja bagi hasil 50:50 dari pendapatan setiap hari. Marketing bertugas memasarkan produk pomade Mr.Pangkas, sementara helper bertugas membantu kegiatan di luar barbershop.

“Dulu emang orangtua khususnya orang Bali kalau melihat anak muda bisnis tukang cukur dilihat bisnis ini tidak bergengsi dan bisnis kacangan. Tapi sekarang saya ingin membuktikan ke mereka bahwa pemikiran mereka salah. Dan banyak yang kira tukang cukur penghasilannya kecil. Jadi itu salah. Jujur saya menggaji tukang cukur saya per orangnya 4 juta – 6 juta sebulan,” papar Gusde.

Ia mengaku, baru belakangan setelah usahanya terbukti berhasil, orang Bali mau bekerja dengannya. Saat ini sudah ada tiga orang Bali yang bekerja dengannya dan mereka baru percaya hasilnya benar seperti itu. Bahkan, untuk menarik minat pemuda Bali mau bekerja di tempatnya, Gusde pernah membuat iklan yang menjanjikan gaji karyawan Rp3,5 juta per bulan. Gusde sangat berharap anak muda Bali mau bersama-sama menekuni usaha potong rambut. Ia pun merencanakan ke depan ingin mengajarkan dan mempekerjakan orang Bali di bisnis barbershop ini.

Secara sikap, menurutnya orang Bali lebih seni serta rata-rata lebih bersih dan rapi. “Dulu orang Bali gak mau jadi tukang cukur. Mereka kebanyakan maunya kerja yang pakek seragam aja kayak pegawai kantoran, security. Tapi setelah saya kasi tau kalau jadi kapster gajinya gede, mereka baru mau mencoba kerja di sini,” imbuhnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar